Strategi DCA: Cara Berinvestasi Saat Market Fluktuatif

Strategi

26 Jul 2025

5 menit

Ditulis oleh: Kevin H

Pattern 1
Article

Hi Sahabat Floq, pernah merasa bingung menentukan kapan waktu terbaik untuk mulai berinvestasi? Ketika harga saham atau kripto sedang naik, kamu mungkin khawatir akan membeli di harga terlalu tinggi. Sebaliknya, ketika harga sedang turun, kamu pun ragu, takut jika nilainya terus merosot. Kondisi seperti ini umum terjadi, dan banyak investor, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, pernah merasakannya. 

Namun, ada satu strategi yang sederhana namun terbukti efektif dalam menghadapi ketidakpastian pasar, yaitu strategi Dollar Cost Averaging atau yang lebih dikenal sebagai DCA. Strategi ini bukan hanya cocok untuk pemula yang baru mengenal dunia investasi, tetapi juga menjadi metode favorit banyak investor berpengalaman karena kemampuannya menjaga konsistensi tanpa tekanan emosi. Mari kita pelajari lebih dalam. 

Apa Itu Dollar Cost Averaging (DCA)? 

Dollar Cost Averaging merupakan metode investasi yang dilakukan dengan mengalokasikan sejumlah dana tetap secara rutin untuk membeli aset investasi tertentu, baik itu saham, reksa dana, aset kripto, maupun ETF. Misalnya, kamu menyisihkan dana setiap minggu atau setiap bulan dalam jumlah yang sama untuk membeli aset pilihanmu, tanpa memedulikan kondisi pasar saat itu. 

Dengan pendekatan ini, kamu secara otomatis akan membeli lebih banyak unit saat harga sedang turun dan lebih sedikit saat harga sedang naik. Pola ini membuat harga beli rata-rata kamu menjadi lebih stabil seiring waktu. Keunggulan utama dari strategi ini adalah kamu tidak perlu khawatir mencari waktu yang paling tepat untuk masuk ke pasar. Kamu cukup fokus pada konsistensi dan tujuan jangka panjang, tanpa perlu memantau grafik setiap hari. 

Manfaat Dollar Cost Averaging untuk Investasi Jangka Panjang 

Mengurangi Risiko Volatilitas Pasar 

Pasar keuangan dikenal karena sifatnya yang fluktuatif. Harga aset bisa naik dan turun dalam waktu yang sangat singkat, bahkan dalam hitungan jam. Dengan menggunakan strategi DCA, kamu menyebarkan risiko masuk pasar pada berbagai titik harga. Ini artinya, kamu tidak membeli seluruh aset pada harga tinggi sekaligus, yang dapat menyebabkan kerugian besar jika harga turun sesaat setelah pembelian. Pendekatan ini membantu kamu mendapatkan harga beli rata-rata yang lebih ideal. 

Cocok untuk Investor Pemula 

Bagi kamu yang baru mulai berinvestasi dan belum memiliki modal besar, DCA adalah strategi yang sangat tepat. Kamu tidak perlu langsung mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Cukup mulai dari jumlah kecil seperti Rp100.000 per bulan. Selain ramah di kantong, pendekatan ini memberi ruang untuk belajar memahami pasar sambil membangun portofolio secara bertahap. 

Melatih Disiplin dan Konsistensi 

Dalam investasi, kedisiplinan adalah kunci. Banyak investor gagal bukan karena salah memilih aset, tetapi karena tidak konsisten dalam menjalankan rencana investasinya. DCA membantu kamu menanamkan kebiasaan untuk berinvestasi secara teratur, terlepas dari kondisi pasar. Dengan menjadikannya sebagai rutinitas keuangan, kamu menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan kekayaan jangka panjang. 

Mengurangi Pengaruh Emosi dalam Keputusan Investasi 

Tidak sedikit investor yang membuat keputusan berdasarkan perasaan takut saat pasar turun atau rasa serakah ketika pasar sedang naik. Emosi semacam itu sering kali menjadi penyebab utama kesalahan dalam investasi. Strategi DCA menghilangkan tekanan emosional karena kamu sudah memiliki jadwal pembelian tetap. Dengan demikian, kamu dapat tetap tenang dan fokus pada tujuan jangka panjang. 

Cara Memulai Strategi Dollar Cost Averaging 

Langkah pertama dalam menjalankan strategi DCA adalah dengan menentukan tujuan investasimu secara jelas. Apakah kamu ingin menyiapkan dana pensiun di masa tua, membiayai pendidikan anak di masa depan, atau mencari tambahan penghasilan pasif? Tujuan ini akan menentukan jangka waktu investasi, jenis aset yang dipilih, dan toleransi terhadap risiko. 

Setelah tujuan ditentukan, kamu perlu memilih instrumen investasi yang sesuai. DCA dapat diterapkan pada berbagai jenis aset seperti saham (khususnya saham-saham blue chip yang memiliki kinerja stabil), reksa dana, aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, serta ETF. Pilihlah instrumen yang kamu pahami, atau jika masih belajar, pilih yang memiliki reputasi baik dan dikelola secara profesional. 

Kemudian, tetapkan jumlah dana dan frekuensi investasi yang sesuai dengan kondisi keuanganmu. Sebagai contoh, kamu dapat memutuskan untuk mengalokasikan Rp500.000 setiap tanggal 10 sebagai bagian dari strategi investasi rutin. Menjadwalkan investasi secara konsisten akan membantumu membangun kebiasaan dan mencapai tujuan finansial secara bertahap. 

Pastikan kamu memilih platform investasi yang terpercaya dan memiliki izin resmi, khususnya untuk produk non-kripto yang terdaftar di OJK. Sementara itu, jika kamu ingin berinvestasi pada aset digital seperti kripto, gunakan platform yang telah terbukti aman dan andal, seperti Floq, yang menawarkan pengalaman bertransaksi yang mudah dipahami dan ramah bagi investor pemula. 

Contoh Praktik Strategi DCA di Dunia Nyata 

Bayangkan kamu menjalankan strategi DCA dengan menginvestasikan Rp1 juta per bulan selama enam bulan ke saham tertentu. Dalam skenario ini, harga saham bergerak naik turun dari bulan ke bulan. Di bulan pertama harga saham Rp10.000 dan kamu memperoleh 100 unit. Bulan berikutnya, harga turun menjadi Rp8.000 dan kamu membeli 125 unit. Lalu di bulan ketiga harga naik sedikit menjadi Rp9.000 dan kamu mendapat 111 unit. Di bulan keempat harga melonjak menjadi Rp11.000, jadi kamu hanya bisa membeli 91 unit. Bulan kelima harga mencapai Rp12.000 dan kamu mendapatkan 83 unit. Akhirnya di bulan keenam, harga kembali ke Rp10.000 dan kamu kembali memperoleh 100 unit. 

Total investasi kamu selama enam bulan sebesar Rp6.000.000 menghasilkan 610 unit saham. Rata-rata harga beli kamu adalah sekitar Rp9.836 per unit. Bandingkan jika kamu membeli seluruhnya di bulan ke-5 saat harga mencapai Rp12.000, kamu hanya akan memperoleh sekitar 500 unit. Dengan DCA, kamu tidak hanya memperoleh unit lebih banyak, tapi juga mendapatkan harga rata-rata beli yang lebih rendah dan efisien. 

Kapan Strategi DCA Kurang Efektif? 

Meskipun strategi DCA memiliki banyak keunggulan, ada beberapa situasi di mana pendekatan ini kurang optimal. 

Pertama, ketika pasar sedang mengalami tren kenaikan atau bullish yang sangat kuat tanpa banyak koreksi. Dalam kondisi seperti ini, setiap pembelian berkala justru akan dilakukan di harga yang semakin tinggi, sehingga kamu membayar lebih mahal untuk jumlah unit yang lebih sedikit. Dalam kasus seperti ini, strategi pembelian sekaligus (lump sum) bisa jadi memberikan hasil lebih baik. 

Kedua, DCA sebaiknya tidak digunakan pada aset yang tidak likuid, tidak jelas fundamentalnya, atau tergolong berisiko tinggi seperti saham gorengan atau proyek kripto yang belum terpercaya. Strategi ini bekerja paling baik untuk aset dengan potensi pertumbuhan jangka panjang yang solid dan teruji. 

Dollar Cost Averaging vs Lump Sum: Mana yang Lebih Baik? 

Dollar Cost Averaging dikenal karena kemampuannya mengurangi risiko fluktuasi pasar dengan cara menyebar pembelian. Ini cocok bagi investor pemula yang belum siap menghadapi risiko tinggi. Strategi ini tidak membutuhkan modal besar dan melatih kedisiplinan investasi secara bertahap. 

Di sisi lain, strategi lump sum lebih sesuai jika kamu memiliki dana besar dan yakin bahwa pasar sedang berada di titik rendah dan akan mengalami kenaikan. Potensi imbal hasilnya bisa lebih besar, tetapi risikonya juga lebih tinggi karena dana langsung dikeluarkan sekaligus. 

Jadi, pilihan terbaik tergantung pada kondisi keuangan, tujuan investasi, dan tingkat kenyamanan kamu terhadap risiko. Banyak investor bahkan menggabungkan keduanya, menggunakan DCA untuk akumulasi jangka panjang sambil memanfaatkan peluang lump sum ketika pasar sedang turun tajam. 

DCA adalah Strategi Investasi untuk Segala Kondisi 

Sahabat Floq, strategi Dollar Cost Averaging bukanlah metode untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Namun, ini adalah pendekatan investasi yang bijak dan bertanggung jawab, sangat cocok bagi kamu yang ingin membangun masa depan keuangan yang stabil tanpa harus menghadapi tekanan mental setiap hari akibat fluktuasi harga. 

Dengan menjalankan DCA secara konsisten dan disiplin, kamu tidak hanya membangun portofolio aset, tetapi juga membentuk kebiasaan keuangan yang sehat. Kamu tidak perlu menunggu waktu yang sempurna untuk mulai, karena sering kali, waktu terbaik untuk mulai adalah sekarang juga. Ingat, dalam dunia investasi, “time in the market is better than timing the market.” 

Agar strategi DCA kamu semakin efektif dan praktis, gunakan aplikasi investasi yang memudahkan proses pembelian rutin dan monitoring portofolio secara otomatis. Melalui aplikasi Floq, kamu dapat memulai investasi aset kripto dari nominal kecil, menjadwalkan pembelian berkala, dan memantau perkembangan investasi tanpa harus memeriksa grafik setiap saat. Ini sangat cocok untuk kamu yang ingin tetap konsisten tanpa kehilangan fleksibilitas. 

Unduh aplikasi Floq sekarang dan mulai bangun masa depan finansialmu dengan strategi yang terstruktur, cerdas, dan sesuai gaya hidupmu! 

Disclaimer: Seluruh informasi yang disampaikan disusun oleh mitra industri dengan tujuan memberikan edukasi kepada pembaca. Kami menyarankan Anda untuk melakukan riset secara mandiri dan mempertimbangkan dengan matang sebelum melakukan transaksi.

Loading...
Blur 2

Belajar, Investasi, dan Tumbuh Bersama Kami

Jadilah bagian dari FLOQ. Mulai perjalanan investasimu dengan platform terpercaya dari hari pertama.

Google PlayApp Store
Blur 2Blur 2Device